Senin, 15 Mei 2017

Contoh Makalah tentang Latar Belakang masalah, Rumusan Tujuan Kegunaan Penelitian (METODE PENELITIAN)



BAB I
PENDAHULUAN

  A.    Latar Belakang
Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban – jawaban sementara ( hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat pula diterima atau diterapkan dalam ilmu- ilmu sosial sekalipun pengukurannya dalam ilmu – ilmu kealaman. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

 Sedangkan pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang ada. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.

Disamping masalah-masalah awam, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalah yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.

 Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitian sangatlah penting, bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh/dicari, karena masalah yang dipilih dapat menentukan perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan bahkan juga untuk menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya. Maka, dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat memberikan pengetahuan baru kepada kita dan juga dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.


BAB II
PEMBAHASAN
   @   Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah adalah alasan-alasan yang melatar belakangi penelitian suatu masalah. Yang diungkapkan dalam latar belakang masalah adalah hal yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Latar belakang penelitian memiliki fungsi yaitu memberikan alasan mengapa penelitian itu dilakukan.[1] Latar belakang penelitian memiliki fungsi yaitu memberikan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan.

 Alasan atau latar belakang penelitian yang dituliskan, yaitu mengapa topik itu perlu diteliti, apa arti pentignya bagi perkembangan ilmu dan bagi kehidupan praktek sehari-hari. Masalah penelitian merupakan hasil pemikiran peneliti ketika menentukan masalah penelitian yang dilanjutkan dengan studi pendahuluan. Didalam mengadakan studi pendahuluan mungkin ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang peneliti ajukan sehingga tidak ada gunanya untuk menyelidiki.

 Mungkin juga peneliti mengetahui hal-hal yang relevan dengan masalahnya sehingga memperkuat keinginannya untuk meneliti. Apabila ada orang lain yang menyelidiki masalah yang hampir sama atau belum terjawab persoalannya, calon peneliti dapat mengetahui metode apa yang digunakan, hasil-hasil apa yang telah dicapai, bagian mana dari penelitian itu yang belum terselesaikan, fakto-faktor apa yang mendukung, dan hambatan apa yang telah diambil untuk mengatasi hambatan penelitiannya.

Latar belakang memuat tiga hal, yaitu deksripsi fenomena yang akan dikaji, urgensi serta kelayakan meneliti fenomena tersebut. Pada prinsipnya, ketiga hal tersebut harus ada dalam latar belakang. Memang, biasanya ketiganya dijelaskan secara urut, mulai dari deskripsi fenomena, urgensi, lalu kelayakan. Namun, sebenarnya tidak harus dengan urutan tersebut, yang penting adalah alur penulisan yang sistematis dan nyaman dibaca.[2]


   1.      Fenomena yang akan diteliti
Sebuah penelitian dilakukan dalam rangka menjawab keingintahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala atau fenomena yang belum terjelaskan, atau suatu fenomena yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Latar belakang menjelaskan fenomena tersebut. Dengan kata lain, peneliti harus mampu menjelaskan fenomena yang akan diteliti serta konteks yang melingkupinya, misalnya konteks sosial, budaya, ekonomi atau sejarah. Tentu saja, tidak semua konteks perlu dipaparkan, hanya konteks-konteks yang relevan dengan masalah penelitian saja yang dijelaskan.
   2.      Urgensi meneliti fenomena tersebut
Penelitian hanya bisa dilakukan terhadap fenomena yang penting, dalam arti bagi masyarakat luas, tidak hanya penting secara personal bagi peneliti. Dalam bagian ini, peneliti harus mampu mengungkapkan mengapa fenomena tersebut penting untuk dikaji.
   3.      Kelayakan meneliti fenomena tersebut
Setelah mengungkap urgensi penelitian, peneliti harus mampu menjelaskan bahwa untuk mengungkap fenomena yang akan dikaji memang membutuhkan langkah-langkah yang runtut, sistematis dan logis. Singkatnya, untuk menjelaskan fenomena tersebut secara meyakinkan harus dilakukan penelitian.
Kelemahan umum yang harus dihindari dalam penulisan latar belakang ini adalah penjelasan yang terlalu melebar dan tidak relevan dan penjelasan yang tidak sistematis atau seringkali berputar-putar dan banyak pengulangan yang tidak perlu. Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan dengan variabel penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak dibatasi, sepanjang memliki relevansi dengan variabel penelitian tersebut.

  @   Rumusan masalah penelitian
Perumusan masalah merupakan hal utama yang ditentukan pada saat pertama kali akan dilakukan riset. Suriasumantri (2003:312) menyebutkan bahwa rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-peryataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti. Dalam rumusan masalah yang dibuat, sudah tergambar dengan jelas desain penelitian yang akan dilakukan, apakah menggunakan desain kualitatif, kuantitatif (korelasional, komparasi, dan deskriptif), dan seterusnya.

Moh. Nazir (dalam Toto Syatori Nasehudin, 2011:56) mengemukakan bahwa masalah timbul karena adanya tantangan, kesangsian atau kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antarkegiatan atau fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada. Sehingga dengan penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah atau sedikitnya dapat menutupi celah yang terjadi.

Penelitian dapat memecahkan masalah karena penelitian akan mencari titik inti dari suatu masalah dan dari penelitian tersebut akan dihasilkan alternatif-alternatif jawaban atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Merumuskan masalah yang akan diteliti bukanlah hal yang mudah, karena untuk menentukkan masalah harus mengetahui apa masalah. Solusi atau pemecahan masalah akan bergantung pada pengetahuan peneliti mengenai masalah dan pengetahuan peneliti mengenai sifat-sifat dan hakikat masalah tersebut.
Perumusan masalah adalah hal yang penting karena penelitian akan dapat dilakukan jika telah diketahui masalahnya, sehingga dengan kata lain masalah menuntun penelitian untuk melakukan penelitian. Tujuan dari pemilihan dan perumusan masalah menurut Moh. Nazir (dalam Toto Syatori Nasehudin, 2011:57) adalah:

a      .       Mencari sesuatu dalam rangka pemuasan akademik seseorang:
b     .      Merumuskan perhatian dan keinginan seseorang akan hal-hal yang baru;
c     .       Meletakan dasar utuk memecahkan penemuan-penemuan sebelumnya atau dasar untuk penelitian       
          selanjutnya;
d     .      Memenuhi keinginan sosial; dan
       .       Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

Kriteria atau ciri dalam memilih dan merumuskan masalah menurut Fred N. Kerlinger (dalam Toto Syatori Nasehudin, 2011:57) ada beberapa kriteria dalam memilih dan merumuskan masalah, diantaranya:
a.       Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak memuat implikasi pengujuan hubungan atau hubungan-hubungan yang dinyatakan.
b.      Masalah yang dipilih harus memiliki nilai penelitian.
c.       Mempunyai keaslian, masalah penelitian harus benar-benar asli, hasil proses berfikir, bukan hasil mencontoh yang sudah ada.

  Ø Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
1.      Rumusan masalah Deskriptif 
Rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri)
2.      Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
3.      Rumusan Masalah Asosiatif
Suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih.

  Ø  Langkah – langkah Perumusan Masalah
Langkah 1       : Tentukan fokus penelitian
Langkah 2       : Cari berbagai kemungkinan factor yang ada kaitan dengan focus 
                           tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus
Langkah 3       : Dari antara factor – factor yang terkait adakan pengkajian mana yang
                          sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
Langkah 4       : kaitkan secara logis factor – factor subfokus yang dipilih dengan
                          focus penelitian.



  Ø  Ciri-ciri Rumusan  Masalah yang Baik
            Ciri-ciri rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
1.      Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2.      Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3.       Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
4.      Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5.      Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6.      Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.

  Ø  Prinsip-prinsip perumusan masalah
a.      Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar
Peneliti hendaknya senantiasa bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari dasar sebagai acuan utama. Jadi, perumusan masalah disini adalah sekedar arahan, pembimbing, atau acuan pada usaha untuk menemukan masalah yang sebenarnya.
b.      Prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
c.       Prinsip hubungan faktor
Fokus sebagai sumber masalah penelitian merupakan rumusan yang terdiri atas dua atau lebih faktor yang menghasilkan tanda tanya atau kebingungan seperti yang telah didefinisikan dimuka. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Jadi, walaupun ada faktor-faktor, jika tidak dikaitkan satu dengan yang lainnya secara bermakna, hal itu berarti belum memenuhi persyaratan. Hubungan harus memenuhi keadaan berupa tanda tanya dan jika tidak demikian, berarti juga belum memenuhi salah satu syarat sebagai yang dikemukakan.
d.      Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-eksklusi
Perumusan fokus yang baik yang dilakukan sebelum peneliti ke lapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun ke lapangan akan membatasi peneliti guna memilih mana data yang relevan dan mana pula yang tidak. Data yang relevan dimasukan dan dianalisis sedangkan yang tidak relevan dengan masalah dikeluarkan.

e.       Prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
f.        Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
Yang dimaksud dengan posisi disini tidak lain adalah kedudukan untuk perumusan masalah diantara unsur-unsur penelitiannya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya dengan perumusan masalah ialah latar belakang, tujuan, acuan teori, dan metode penelitian.
g.      Prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
 Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil penelaahan kepustakaan yang berkaitan. Hal tersebut diperlukan untuk lebih mempertajam rumusan masalah itu sendiri walaupun masalah yang sesungguhnya bersumber dari data itu sendiri.
h.      Prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa.[3]

  @   Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara logis timbul waktu peneliti merumuskan masalah dan latar belakang masalah tersebut. Dalam tujuan penelitian, peneliti mendeskripsikan apa yang diharapkan atau sumbangan apa yang dapat diberikan oleh peneliti tersebut. Biasanya tujuan penelitian dinyatakan dalam bentuk tujuan umum dan tujuan khusus. Jadi, tujuan umum penelitian merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan terjadi di masa depan, sedang tujuan khusus merupakan pernyataan tentang apa yang akan terjadi pada akhir penelitian, artinya:
a)      Berhubungan langsung dengan situasi masalah penelitian,
b)      Menunjukkan variabel-variabel apa yang akan di uji dan diukur,
c)      Menggambarkan suatu harapan peneliti bahwa kegiatan tertentu akan dilakukan dan variabel-variabel khusus akan diuji. Secara khusus dapat dikatakan bahwa pada akhir penelitian, tujuan khusus haruslah dijawab dalam bab kesimpulan pada laporan penelitian.[4]


Menurut V. Young dalam Scientific Social Survey and Research dapat dipahami bahwa tujuan penelitian adalah:
·         Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap fakta-fakta yang telah ditemukan, pada waktunya perlu di uji kembali guna memperoleh fakta-fakta yang lebih aktual.
·         Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan dan penjelasan-penjelasan sebab akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang ada dalam refensi-referensi pendidikan.
·         Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah yang baru dalam bidang pendidikan yang dapat memudahkan validitas dan reliabilitas studi tentang tingkah laku manusia.[5]
Menurut  al-Ghizali, tujuan penelitian adaalh untuk mengetahui:
1.      Hakekat ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali.
2.      Cara memperoleh ilmu pengetahuan.
3.      Transmisi ilmu pengetahuan dan tuhan kepada manusia.
4.   Hakikat ilmu laduni dalam konteks ilmu pengetahuan lainnya.[6]
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai kalimat pertanyaan yang konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi, dibandingkan, dan dikorelasikan dalam peelitian tersebut.[7]
@   Kegunaan Penelitian
Secara ringkas dapat dikemukakan beberapa manfaat penelitian kependidikan:
a)      Hasil penelitian kependidikan dapat menggambarkan keadaan pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada, kemungkinan pengembangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi atau dtemukan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di lokasi penelitian.
b)      Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk mendiagnosa sebab kegagalan serta masalah yang dihadapi dalam praktek kependidikan, sehingga mudah dicarikan upaya penanggulangannya.
c)       Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk menyusun kebijakan-kebijakan atau policy dalam menyusun strategi pendidikan.
d)      Hasil penelitian dapat menggambarkan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek pendidikan.
Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.


BAB III
PENUTUP
   A.    Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang masalah yaitu alasan-alasan yang melatar belakangi penelitian suatu masalah atau hal yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Latar belakang memuat tiga hal, yaitu deksripsi fenomena yang akan dikaji, urgensi serta kelayakan meneliti fenomena tersebut.
 Pada prinsipnya, ketiga hal tersebut harus ada dalam latar belakang. tersebut. Ada pun tujuan dari penelitian ini dibagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum ialah pernyataan tentang apa yang diharapkan terjadi di masa depan, sedangkan tujuan khusus merupakan pernyataan tentang apa yang akan terjadi pada akhir penelitian.
Selain itu, perumusan masalah dalam penelitian diperlukan, dimana perumusan masalah yaitu hal yang penting karena penelitian akan dapat dilakukan jika telah diketahui masalahnya, sehingga dengan kata lain masalah menuntun penelitian untuk melakukan penelitian.
Dan dalam rumusan masalah ada ciri-ciri dari rumusan masalah yang baik, yaitu Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut, Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat, Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah, Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut, Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan tentunya Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
Oleh karena itu, Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban – jawaban sementara ( hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris konsep penelitian tersebut lambat laun dapat pula diterima atau diterapkan dalam ilmu- ilmu sosial sekalipun pengukurannya dalam ilmu – ilmu kealaman.



   B.     Saran
Saran yang dapat kami sampaikan selaku pemakalah yaitu bahwa setiap orang seharusnya dapat memahami apa itu penelitian, latar belakang masalahnya, tujuannya, kegunaan serta rumusan masalahnya. Karena Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan, baik yang bersifat awam maupun masalah yang menuntut pemecahan secara sistematik.
Masalah-masalah tersebut pemecahannya sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung. Dengan adanya metodelogi penelitian seperti ini dapat membantu permasalahan – permasalahan yang kerap terjadi secara detail dan terdata. Seperti yang telah di jelaskan pada pendahuluan dibagian latar belakang, ada masalah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memerlukan pengumpulan sejumlah data pendukung yang dipergunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan.
 Masalah yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha memecahkan masalah yang dijumpai.






[1]. Tatang Amirin. 2000. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Grafindo Persada, hal. 53
[2]. Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, hal 83.
[3].  J. Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 112-118.
[4] Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta, Granit, 2005, hlm.23.
[5]. Hartono, Metodologi Penelitian, Pekanbaru, Zanafa, 2011, hlm.13.
[6]. Cik Hasan Bisri & Eva Rufaidah, Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 5.
[7]. Nana Saodin. Metodolologi Penelitian Hukum. Jakarta, Remaja Rosdakarya, 2006, hlm.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar