Senin, 14 Oktober 2013

Naskah Drama HIKAYAT PANJI SEMIRANG



                                                  HIKAYAT PANJI SEMIRANG

http://hairani.files.wordpress.com/2007/08/hpsemirang2.jpg 

Pada suatu masa di negeri daha dan kuripan hiduplah 2 orang gadis cantik yang bernama Galuh Ajeng dan Galuh Candra Kirana. Disuatu hari Raden Inu Kerta Pati bertunangan dengan Galuh Candra Kirana didepan hadapan para permai dan majelis.
Raden Inu Kerta Pati : “Galuh Candra Kirana, pada hari ini kita akan bertukar cincin tanda
                                         pertunangan, apa engkau mau menerima ku sebagai calon
                                         pendampingmu?”
                                       
Galuh Candra Kirana : “Ya wahai Raden Inu Kerta Pati, aku mau menerima mu sebagai calon
                                        pendampingku dengan bermula dari pertukaran cincin tanda pertuangan
                                        ini.”
Setelah acara selesai, pada hari itu Galuh Ajeng tidak menghadiri pertunangan candra kirana, dan dihari selanjutnya Galuh Ajeng mendapat kabar bahwa Galuh candra kirana telah bertunangan dengan Raden Inu Kerta Pati.
   Galuh Candra Kirana : “Mengapa kau tidak menghadiri kepesta pertunangan aku wahai galuh
                                             ajeng? Dan seandainya kau tahu bahwa saat itu aku berharap kau hadir
                                             dan alangkah sangat senangnya hati ku disaat raden inu melamarku.”
   Galuh Ajeng : Ya, pada saat itu aku tak bisa hadir karena aku tak sanggup disaat kau telah
                           bertunangan dengan kasih hatiku, wahai candra kirana.”
   Galuh Candra Kirana : “Maafkan aku saudaraku, tetapi aku sangat menginginkan dia, andai kau
                                         memberitahuku tentang rasa sakit hati mu sebelum pertunangan itu terjadi,
                                          mungkin aku akan mengalah demi mu.”
Disaat Galuh Ajeng melihat Galuh Candra Kirana kegirangan, menangislah Galuh Ajeng tiada berhenti, serta menangis dengan tangis yang sangat setiap petang dan pagi.
    Ratu  : “Begitu senangnya kau anakku, bertunangan dengan orang pujaanmu.”
    Galuh Candra.K. : “Ya wahai ratu, dengan sangat hatiku senang saat ini, aq tak menyangka ia mau
                                        bertunangan denganku.”
    Ratu : “Aku turut senang atas kabar ini anakku.
                Galuh Ajeng masih menangis semakin hari semakin bertambah, dan Paduka liku merasa tidak tega terhadap anaknya yang menangis dengan mata balut melihat bekas menangis, dan sakitlah hatinya melihat perihal itu.
     Paduka Liku : “Ada apa Galuh Ajeng? Apa yang membuat mu menangis tiada henti seperti ini?”
     Galuh Ajeng : Wahai Paduka liku, hatiku sangat teramat sakit melihat candra kirana bertunangan
                                 dengan Raden inu kerta pati.
     Paduka Liku : Sudahlah anakku, kau tak pantas menangis seperti ini, aku berjanji akan membalas
                             -kan luka hati mu itu.
Setelah Paduka liku melihat anaknya yang selalu menangis, Paduka liku pun menghadap ke bawah duli sang Baginda Nata, paduka liku lalu duduk berderet dengan mahadewi didepan sang nata.
Galuh candra kirana yang pada saat itu duduk jauh, tanda menghormati ibunya.
     Raja : “Galuh candra kirana, mengapa engkau jauh disana dan tidak duduk berderet dengan
                  sang ratu?”
     Galuh Candra.K.  : “Tak mengapa ayahanda, aku berada disini jauh dengan semuanya untuk
                                       pertannda menghormati sang ratu.”
        Raja : “Sungguh ta’lim dan sopannya dirimu anakku, kalau begitu mau mu aku akan
                    memaklumi.”
Selepas itu, Baginda sang nata memanggil candra kirana untuk bersantap bersama.
        Baginda sang nata :   “Galuh candra kirana, kemarilah kau, mari kita santap hidangan ini
                                                 bersama – sama dengan mahadewi.”
        Galuh Candra.K. : “Terima kasih baginda, aku amat teramat senang atas tawaranmu itu.”
Karena melihat hal itu, galuh ajeng dan paduka liku bertambahlah sakit hatinya terhadap galuh candra kirana.
         Galuh Ajeng : “Wahai paduka liku, apa yang harus kita lakukan? Apa aku hanya bisa melihat
                                    Itu dengan rela, bantulah aku ibu, semua ini sungguh tak adil bagiku.”
         Paduka Liku : “Ada satu hal yang ingin aku perbuat kepada galuh candra kirana dan sang ratu,
                                   tapi apakah semua itu akan berjalan lancar?”
         Galuh Ajeng : “Apa itu ibu? Tak ada yang tak bisa kalau kita belum mencobanya, aku sudah tak
                                    sabar ingin menyingkirkannya wahai paduka liku.”
         Paduka Liku : “Kau lihat saja nanti wahai anakku, apa yang akan aku pebuat kepada mereka.”
Setelah selesai santap, kembalilah masing – masing mereka dengan diiringi oleh dayang – dayang nya, setelah semua telah kembali, paduka liku pun melancarkan rencananya dengan membuat tapai dibubuhi racun.
          Paduka Liku  : “Pada hari ini lah permaisuri dan Candra kirana itu akan mati, dan hanya aku
                                    dan anakku galuh ajeng lah  yang akan menggantikannya.”
Dayang – dayang itu pergilah membawa persembahan, yang ditaruh didalam bokor emas yang sama majelis dan permai itu. Dayang – dayang itu berjalan kembali menuju istana permaisuri, lalu di persembahkannya dengan sifat yang manis seraya bersembah.
           Dayang 1  : “Inilah  persembahan paduka liku.”
           Dayang 2 : “Yang tiada dengan sepertinya, yang diiringi dengan sembah sujud.”
Paduka liku dan Galuh Ajeng bersuka hati teramat sangat ketika melihat persembahan tapai itu disajikan di majelis dan permai itu.
            Paduka Liku : “Jikalau candra kirana juga memakan itu, akan aku jadikan anakku tunangan
                                       Raden Inu Kerta Pati, dan aku akan menduduki negeri daha dan kuripan ini,”
            Galuh Ajeng : “Dan tiada pada hari itu juga mereka akan mati.”
                Setelah melancarkan niat itu, dan mereka berhasil untuk melumpuhkan candra kirana dan permaisuri dari negeri daha dan kuripan ini, seluruh penduduk negeri itu pun turut berduka dengan meninggalnya permaisuri dan candra kirana, dan negeri ini akan diduduki oleh Paduka Liku dan anaknya Galuh Ajeng sebagai penggantinya.
             Paduka Liku : “Hahaha, sungguh senangnya hatiku wahai galuh ajeng, akhirnya kita dapat
                                        menguasai negeri ini sekarang dan seterusnya.”
             Galuh Ajeng : “Ya wahai ibunda, hatiku pun sungguh senang melihat candra kirana telah
                                         tiada, dan raden inu kerta pati pun akan menjadi milikku seorang.”
                 Setelah beberapa bulan Paduka liku dan Galuh ajeng menduduki negeri daha dan kuripan, galuh ajeng pun bertunangan dengan raden inu kerta pati dengan sangat terpaksa, dan sang raja hanya bisa menyaksikan semua tanpa berkata sepatah kata pun.                                     

= S E L E S A I =

SUMBER: www.isra28blog.blogspot.com

3 komentar: